Selasa, 10 Desember 2013

Imam Baru Ratesuba.....











BERKAT--- Imam baru, Romo Wilibaldus Gebo, O.Carm memberkati mantan Uskup Dili, Mgr. Carlos Fillipe Ximenes Belo, SDB pada perayaan misa syukur penthabisan imam baru di Ratesuba, Paroki St. Vinsensius A. Paulo Ratesuba, Rabu (16/10/2013) pagi. 




Lebih Berkesan Dengan Hadirnya Uskup Belo


Misa Syukur Thabisan Imam Baru Di Ratesuba-Ende

Pada , Rabu (16/10/2013) lalu, umat Paroki St. Vinsensius A. Paulo Ratesuba di wilayah Kecamatan Maukaro, Kabupaten Ende, menggelar acara Misa Syukur Penthabisan Imam Baru, Romo Wilibaldus Gebo, O. Carm. Acara misa syukur dilaksanakan di kampung asal imam baru, kampung Ratesuba, pusat paroki tersebut.  Semua umat paroki bersama orangtua dan keluarga imam baru bergembira dan berbahagia atas peristiwa penthabisan putra paroki, Romo Wilibaldus Gebo, O.Carm. 
Kegembiraan keluarga dan umat katolik Paroki St. Vinsensius A. Paulo Ratesuba menjadi semakin lengkap dan berkesan ketika Uskup Emeritus Mgr. Carlos Fillipe Ximenes Belo, SDB, mantan Uskup Keuskupan Dili (sekarang Negara Timor Leste), juga hadir pada acara misa syukur imam baru ini.  Mgr. Carlos Fillipe Ximenes Belo, SDB yang biasa dipanggil dengan sebutan Uskup Belo, bahkan datang secara khusus dari Lisabon-Portugal ke Ratesuba, Kabupaten Ende, Propinsi NTT untuk mengikuti misa syukur imam baru ini.
Romo Wilibaldus Gebo, O.Carm dithabiskan menjadi pastor Gereja Katolik bersama delapan imam baru lainnya oleh Uskup Agung Ende, Mgr. Vinsensius Potokota, Pr di Gereja Paroki Sta. Maria Imakulata Ndona, Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende pekan sebelumnya, Minggu (06/10/2013) siang. Namun baru merayakan misa syukur penthabisan sebagai misa pertama atau misa perdana pada, Rabu (16/10/2013).  Disebut misa perdana karena saat misa syukur itu, seorang imam baru pertama kali memimpin misa atau membuat kurban misa setelah dithabiskan.
Kehadiran Uskup Belo benar-benar memberi suasana berbeda dalam kegiatan misa syukur imam baru ini.  Apalagi, selain pernah menjadi pemimpin Umat Katolik di Dili  (ketika Dili masih menjadi ibukota Propinsi Timor-Timur), Uskup Belo juga merupakan salah satu tokoh dunia karena pernah menerima hadiah Nobel Perdamaian tahun 1996.  Hal ini dipandang keluarga imam baru dan umat Katolik setempat sebagai sesuatu yang luar biasa dan membawa kebahagiaan tersendiri.
Uskup Belo tidak hadir saat upacara penthabisan di Gereja Paroki Sta. Maria Imakulata Ndona, Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende, Minggu (06/10/2013) siang, tetapi khusus datang untuk hadir pada acara misa syukur imam baru, Romo Wilibaldus Gebo, O.Carm di Ratesuba.  Padahal, ordo keduanya berbeda, Romo Baldus dari biara Karmel O.Carm sementara Uskup Belo dari biara Ordo Dominikan atau SDB.
Hal ini tentu menjadi pertanyaan tersendiri, sedekat apa imam baru dengan Uskup Belo, sehingga penerima hadiah nobel perdamaian ini rela datang jauh-jauh dari Lisabon-Portugal untuk menghadiri misa syukur imam baru.  Seberapa besar pula keinginan Uskup Belo untuk melihat kampung Ratesuba dan umat Paroki St. Vinsensius A. Paulo Ratesuba?.  Hanya Uskup Belo dan imam baru, Romo Wilibaldus Gebo, O.Carm yang tahu persis jawabannya.
Uskup Belo datang dari Lisabon-Portugal melalui Yogyakarta dan tiba di Bandara Maumere, Kabupaten Sikka lalu menginap di Biara Karmel Maumere, Senin (14/10/2013) sore.  Keesokan harinya, bersama imam baru Romo Wilibaldus Gebo, O.Carm dan pembesar Biara Karmel, Uskup Belo menuju Paroki St. Vinsensius A. Paulo Ratesuba. Rombongan imam baru bersama Uskup Belo tiba di Ratesuba, Selasa (15/10/2013) sore, disambut dengan konvoi kendaraan roda empat dan roda dua dari kampung Bolenggo, sekitar enam kilometer dari Ratesuba. Saat tiba di kampung Ratesuba II, sekitar 300 meter dari pastoran paroki, romongan  imam baru, Romo Wilibaldus Gebo, O. Carm bersama Uskup Belo, Vikjen Keuskupan Agung Ende, pembesar biara Karmel serta pastor pertama Paroki St. Vinsensius A Paulo Ratesuba, Pater Kornelis Key, SVD  diterima dengan pengalungan dan diarak berjalan kaki dengan tarian Weladele (salah satu tarian adat setempat) dan dilanjutkan dengan tarian ibu-ibu katolik.  Setelah istirahat sejenak di pastoran paroki, rombongan imam baru bersama Uskup Belo lalu menuju Gereja Paroki St. Vinsensius A. Paulo Ratesuba untuk berdoa dan selanjutnya diarak lagi dengan tarian Weladele menuju rumah keluarga imam baru.
Saat berada di Ratesuba, mantan Uskup Keuskupan Dili yang kini tinggal menetap di Lisabon-Portugal itu, menolak menginap di pastoran paroki tetapi memilih menginap di rumah orangtua imam baru yakni di rumah Bapak Dominikus Maa dan mama Kristina Djelo Mbembo. Uskup Belo berada di Ratesuba mulai Selasa (15/10/2013) sore hingga Jumat (18/10/2013) pagi, artinya Uskup Belo menginap di Ratesuba selama tiga malam dan empat hari.
Uskup Belo memilih menginap di rumah keluarga imam baru, tentu punya alasan tersendiri. Paling tidak, Uskup Belo ingin lebih dekat dengan keluarga imam baru dan juga umat sekitar. Uskup Belo pun tidak langsung pulang usai mengikuti misa syukur penthabisan imam baru, Rabu (16/10/2013)  siang, tetapi menambah waktunya berada di Ratesuba dan baru kembali Jumat (18/10/2013) pagi. Satu hari khusus yakni, Kamis (17/10/2013), disiapkan Uskup Belo untuk berkunjung ke beberapa tempat di Paroki St. Vinsensius A. Paulo Ratesuba seperti ke Taman Doa Maria Fatima Tiwu Lewu serta melihat Danau Tiwu Lewu yang berdekatan dengan taman doa tersebut, lalu berkunjung ke kantor Desa Kebirangga Tengah di Ratesuba, berkunjung ke SDI Ratesuba, berkunjung ke kantor Kecamatan Maukaro, berkunjung ke Biara Susteran SSpS St. Arnoldus Jansen Maukaro dan bertemu serta memberkati banyak orang. Sejak tiba di Ratesuba, tak bosan-bosannya umat Katolik setempat berjabat tangan dan mencium tangan Uskup Belo serta foto bersama dengan sang uskup. Kehadiran Uskup Belo benar-benar disambut hangat dan membawa kebahagiaan bagi Umat Katolik di Paroki St. Vinsensius A. Paulo Ratesuba. (maxi marho)
 




Minggu, 29 September 2013

Minggu, 23 September 2012

Jumat, 20 Januari 2012

Acara natal bersama orang Maukaro di Kupang..



Di Kupang, orang Maukaro menyebut dirinya sebagai orang Wolokinde... Sebuah nama baru yang diciptakan sendiri... Kinde sebenarnya nama sebuah pulau kecil di Teluk Maukaro.. Karena semua desa dari wilayah Kecamatan Maukaro bisa melihat pulau Kinde dari arah pegunungan maka nama orang Maukaro di Kota Kupang di sebut orang Wolokinde... Padahal sejujurnya saya lebih senang disebut Orang Maukaro dari pada orang Wolokinde....

Kamis, 03 November 2011

Doaku...


Tuhan Yasus Kristus....Aku bersyukur kepadaMu, karena atas berkat dan rahmatMu aku dan istri serta keluargaku bisa menikmati pagi yang indah ini dan memulai hidup yang baru...Aku percaya...dalam naungan tanganMU hidupku sekeluarga akan menjadi lebih baik... Terima kasih Tuhan Yesus Kristus...Amin....

Rabu, 07 September 2011

Nama-nama nenek moyang


Pihak bapak :

1. Embu Wara Mbera
2. Embu Gebo Mbera
3. Embu Guru Gebo
4. Lambertus Marho
5. Anastasia Sombo
6. Petrus Kaki
7. Antonius Sapo

Pihak mama :

1. Embu Se’o Singga
2. Bobby Nga
3. Gabriel Gebo
4. Martina Bara
5. Theresia Wea

Senin, 25 Juli 2011

Kekotei ndeka rate kalo pasang lilin


Embu mamo ata mata mulhu ne’e wa’u muri. Kami pai miu mai ka bou, pesa mondo ndia ndeka sao mere tenda lewa, ndeka kami embu ana miu mera. Kami ono rina embu to’o dhoko mbana wara fi’i ne’e kami ata mera ndeka tana ata. Embu wi jaga pama kami wi mae ro baja, mae dhuka dhaka. Wai kami kema mbana nggae ka, mbana ndeka rarha masa, lheta ndeka wolo molo. Wai mae dhuka sua, soi sajo. Temi soi, miu so’i, kai dhuka miu lake.
Kami mete mere ne’e embu mamo ata tau tuke wake kami. Kami wi mae ro baja ndeka tana ata, ro wi mae dhoko ndeka kaju longgo. Baja wi mae taka ndeka tembo manga. Ro ne baja wi mbana ne angi manga ndewe lau wara mbata.
Kami rina embu mulu kami mbaru ndu, embu lho’e kami mbaru ndore.